Pages

Wednesday, December 7, 2011

PENDAHULUAN SURAH AL-FATIHAH

Pendahuluan
Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa surat pertama yang dicantumkan dalam mushaf al-Qur'an adalah surat al-Fatihah. Namun, pertanyaannya, mengapa Allah memerintahkan Nabi Muhammad saw untuk mencantumkan surat al-Fatihah ini sebagai surat pertama dalam mushaf al-Qur'an? Tentu belum semua orang dapat mengetahui rahasianya. Tidak ada satu pun yang Allah perintahkan kepada Nabi Muhammad saw melainkan ada hikmah dan rahasia yang dikandungnya.
Selain sebagai surat pertama, surat al-Fatihah juga merupakan jantungnya shalat. Seseorang yang sedang shalat lalu tidak membaca surat al-Fatihah, maka shalatnya, menurut para ulama tidak sah, karena Rasulullah saw pernah bersabda: "Tidak sah shalat seseorang yang tidak membaca surat al-Fatihah". Pertanyaannya mengapa mesti surat al-Fatihah yang dipilih oleh Allah untuk dibaca pada setiap shalat?
Semua ini ada rahasia dan makna yang terselubung. Makalah ini mencoba menuturkan hasil galian dan kajian para ulama dalam rangka menangkap rahasia dan makna di balik surat al-Fatihah ini. Di samping mengkaji rahasia dimaksud, makalah ini juga mencoba mengajak para pembaca untuk lebih mengenal surat al-Fatihah ini dengan sengaja penulis ketengahkan bahasan-bahasan seperti dimana turunnya, apa saja nama-namanya dan seterusnya. Hanya saja, penulis kurang mengelaborasi tafsir dan kandungan makna dari surat al-Fatihah ini secara lebih dalam dan lebih jauh. Semua ini, adalah karena keterbatasan makalah, juga keterbatasan waktu yang penulis miliki.
Meski demikian, dalam diskusi nanti, tentu penulis akan mengetengahkan makna kandungan dan tafsir surat ini secara lebih panjang. Sekali lagi, mohon maaf karena elaborasi tafsirnya kurang disentuh dalam makalah ini. Semoga dalam waktu dan kesempatan lainnya, tafsir dan kandungan lebih jauhnya pun dapat penulis bubuhkan dalam wujud tulisan, makalah.
Akhirnya, penulis berharap semoga tulisan ini berguna dan bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri, umumnya bagi para pembaca semua. Hanya kepadaNyalah kita berbakti dan mengabdi serta hanya kepadaNya jualah kita akan kembali. Selamat menikmati. Semoga.

Teks surat al-Fatihah beserta artinya
ÉOó¡Î0 «!$# Ç`»uH÷q§9$# ÉOŠÏm§9$# ÇÊÈ ßôJysø9$# ¬! Å_Uu šúüÏJn=»yèø9$# ÇËÈ Ç`»uH÷q§9$# ÉOŠÏm§9$# ÇÌÈ Å7Î=»tB ÏQöqtƒ ÉúïÏe$!$# ÇÍÈ x$­ƒÎ) ßç7÷ètR y$­ƒÎ)ur ÚúüÏètGó¡nS ÇÎÈ $tRÏ÷d$# xÞºuŽÅ_Ç9$# tLìÉ)tGó¡ßJø9$# ÇÏÈ xÞºuŽÅÀ tûïÏ%©!$# |MôJyè÷Rr& öNÎgøn=tã ÎŽöxî ÅUqàÒøóyJø9$# óOÎgøn=tæ Ÿwur tûüÏj9!$žÒ9$# ÇÐÈ
Artinya: "Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.  Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.  Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.  Yang menguasai di hari Pembalasan. Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan Hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus,  (yaitu) jalan orang-orang yang Telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat". (QS. Al-Fatihah ayat 1-7).

Kapan dan dimana surat al-Fatihah diturunkan?
Mengenai hal ini para ulama berbeda pendapat menjadi tiga kelompok.[2]
1.      Surat al-Fatihah diturunkan di Mekah. Bahkan kelompok ini mengatakan bahwa surat al-Fatihah merupakan di antara surat al-Qur'an yang paling pertama diturunkan di Mekah. Imam ats-Tsa'labi meriwayatkan sebuah riwayat yang diterimanya dari Ali bin Abi Thalib, bahwa Ali bin Abi Thalib pernah berkata: "Surat al-Fatihah diturunkan di Mekah". Dalam riwayat lain dikatakan bahwa Amer bin Syurahbil pernah berkata: "Surat al-Qur'an yang pertama kali turun kepada Nabi Muhamamd adalah: 'Alhamdulillahirabbil 'Alamin' (surat al-Fatihah). Surat ini turun tatkala Rasulullah saw menemui Siti Khadijah dalam keadaan ketakutan sambil bersabda: "Saya sangat takut ada sesuatu yang telah mengganggu diri saya". Khadijah bertanya: "Apa itu?" Rasulullah saw menjawab: "Ketika saya sedang menyendiri di dalam Gua Hira, tiba-tiba saya mendengar ada suara yang berkata: 'Bacalah'". Lalu Rasulullah saw bersama Khadijah pergi menghadap Waraqah bin Naufal menanyakan kejadian yang menimpa beliau itu.
Waraqah berkata: "Apabila seruan itu datang lagi, maka tenanglah dan jangan takut". Setelah itu, ketika Rasulullah saw sedang beribadah kembali di dalam goa, beliau kembali didatangi Malaikat Jibril yang berkata: "Ucapkan wahai Muhammad, bismillahirrahmanirrahim, al-hamdulillahi rabbil 'alamin (surat al-Fatihah).
Menurut para ulama, pendapat pertama ini adalah pendapat yang paling kuat, bahwa surat al-Fatihah diturunkan di Mekah, dan karenanya disebut surat Makkiyyah (surat yang diturunkan di Mekah).[3]
2.      Pendapat kedua mengatakan bahwa surat al-Fatihah diturunkan di Madinah (surat Madaniyyah). Pendapat ini adalah pendapatnya Imam Mujahid. Mujahid berkata bahwa surat al-Fatihah diturunkan di Medinah. Namun Imam ar-Razi membantah pendapat Mujahid ini dengan mengatakan bahwa, pendapat yang mengatakan bahwa surat al-Fatihah diturunkan di Madinah adalah pendapat yang lemah. Hal ini paling tidak karena dua alasan. Pertama, Dalam surat al-Hijir ayat 87 dikatakan bahwa: "Sungguh Kami telah menurunkan kepada kamu Sab'ul Matsani", dan yang dimaksud dengan Sab'ul Matsani itu adalah surat al-Fatihah. Sementara surat al-Hijir termasuk surat yang diturunkan di Mekah (Makiyyah), oleh karena itu, surat al-Fatihah pun diturunkan di Mekah sebagaimana surat al-Hijir.
Alasan kedua, Rasulullah saw menetap di Mekah  lebih dari sepuluh tahun, ini tentunya sangat mustahil apabila selama beliau di Mekah, surat al-Fatihah belum diturunkan. Bahkan, perintah Shalat pun sudah turun ketika beliau berada di Mekah. Tidak mungkin apabila perintah Shalat sudah turun, sementara surat al-Fatihah yang merupakan rukun shalat juga belum diturunkan. Oleh karena itu, pendapat yang mengatakan bahwa surat al-Fatihah diturunkan di Madinah adalah pendapat yang lemah. Dan yang lebih tepat adalah ia diturunkan di Mekah.[4]
3.      Pendapat ketiga mengatakan bahwa surat al-Fatihah duturunkan dua kali; setengahnya diturunkan di Mekah ketika turun perintah shalat, dan setengahnya lagi diturunkan di Medinah ketika turun perintah pengalihan kiblat dari menghadap Baitul Maqdis menjadi ke arah Masjidil Haram.[5] Pendapat ketiga ini juga berargumen bahwa salah satu nama dari surat al-Fatihah ini adalah al-Matsani yang berarti dua kali. Disebut al-Matsani (dua kali), karena ia diturunkan dua kali, di Mekah dan di Madinah. Hanya saja, pendapat ini pendapat  yang lemah juga.[6]
Imam al-Qurthubi dalam tafsirnya mengatakan bahwa: "Pendapat pertama yang mengatakan bahwa surat al-Fatihah diturunkan di Mekah adalah pendapat yang lebih kuat. Pertama, karena Allah sendiri dalam surat al-Hijr berfirman:
ôs)s9ur y7»oY÷s?#uä $Yèö7y z`ÏiB ÎT$sVyJø9$# tb#uäöà)ø9$#ur tLìÏàyèø9$# ÇÑÐÈ
Artinya: "Dan Sesungguhnya kami Telah berikan kepadamu tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang dan Al Quran yang agung" (QS. Al-Hijir ayat 87).[7]
Dan para ulama telah sepakat bahwa surat al-Hijr ini diturunkan di Mekah, karenanya, surat al-Fatihah pun diturunkan di tempat yang sama. Kedua, perintah untuk melakukan shalat juga turun di Mekah, tentu ini semakin menguatkan bahwa surat al-Fatihah pun diturunkan di Mekah, karena Rasulullah saw bersabda dalam salah satu haditsnya: "Tidak sah shalat seseorang yang tidak membaca surat al-Fatihah".

Jumlah ayat surat al-Fatihah
Surat al-Fatihah berjumlah tujuh ayat, hal ini berdasarkan firman Allah:
ôs)s9ur y7»oY÷s?#uä $Yèö7y z`ÏiB ÎT$sVyJø9$# tb#uäöà)ø9$#ur tLìÏàyèø9$# ÇÑÐÈ
Artinya: "Dan Sesungguhnya kami Telah berikan kepadamu tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang dan Al Quran yang agung" (QS. Al-Hijir ayat 87).
Para ulama berkata bahwa as-Sab'ul Matsani yang artinya tujuh pujian, adalah surat al-Fatihah, oleh kerena itu, surat al-Fatihah terdiri dari tujuh ayat. Ibnu Katsir dalam tafsirnya juga mengatakan bahwa tidak ada perbedaan pendapat di antara para ulama bahwa surat al-Fatihah ini ada tujuh ayat. [8]
Sementara menurut pendapat Amer bin Ubaid, surat al-Fatihah terdiri dari delapan ayat, karena ia menjadikan ayat:   إياك نعبد (iyyaka na'budu) sebagai satu ayat dan kalimat: إياك نستعين  (iyyaka nasta'in) sebagai satu ayat lainnya.
Sedangkan menurut Husain al-Ju'fi, surat al-Fatihah ini ada enam ayat saja, dengan perhitungan bahwa kalimat bismillahirrahmanirrahim tidak termasuk salah satu ayat dari surat al-Fatihah. Hanya saja, para ulama, di antaranya Imam Ibnu Katsir berpendapat bahwa kedua pendapat di atas adalah pendapat yang ganjil (syadz, lemah), karenanya tidak dapat dijadikan pegangan. Ibnu Katsir tetap dengan pendapat jumhur ulama (kebanyakan para ulama) bahwa surat al-Fatihah terdiri dari tujuh ayat.[9]

Nama-nama surat al-Fatihah
Surat al-Fatihah adalah surat al-Qur'an yang paling banyak namanya. Imam al-Qurthubi dalam tafsirnya yang berjudul al-Jami' Li Ahkamil Qur'an, demikian juga dengan Imam ar-Razi dalam tafsirnya yang bernama Mafatihul Ghaib atau at-Tafsir al-Kabir, mengatakan bahwa surat al-Fatihah ini mempunyai dua belas nama.[10] Sedangkan menurut Imam as-Suyuthi dalam bukunya al-Itqan, bahwa surat al-Fatihah ini mempunyai dua puluh lima nama. Banyaknya nama ini tentu menunjukkan pentingnya surat al-Fatihah dimaksud. Berikut ini di antara nama-nama surat al-Fatihah:
1.      Fatihatul Kitab (pembuka al-Qur'an). Disebut Fatihatul Kitab karena al-Qur'an dimulai dengan surat al-Fatihah, bahkan pengajian dan pengajaran pun sebaiknya dimulai dengan surat al-Fatihah ini. Disebut Fatihatul Kitab juga lantaran bacaan yang wajib pertama kali dilafalkan ketika Shalat adalah surat al-Fatihah. Selain itu, karena kata al-hamdu yang berarti segala puji (yang merupakan kata pertama dalam surat al-Fatihah) merupakan pembuka setiap pembicaraan dan percakapan. Disebut Fatihatul Kitab juga lantaran surat al-Fatihah ini adalah surat al-Qur'an yang pertama kali diturunkan  dari langit (bukan ayat, karena ayat yang pertama kali diturunkan adalah ayat 1-5 dari surat al-'Alaq).
2.      Surat al-hamdu (Surat Pujian). Disebut demikian karena surat al-Fatihah ini diawali dengan bacaan al-hamdu lillahi rabbil 'alamin.
3.      Ummul Qur'an (ibunya al-Qur'an). Di antara alasan mengapa disebut dengan Ummul Qur'an adalah bahwa seluruh isi maksud dan kandungan al-Qur'an itu ada empat aspek; ketuhanan (ilahiyyat), mengenai hari akhir, alam gaib (al-ma'ad), tentang kenabian (nubuwwat) dan tentang ketetapan qadha dan qadar Allah swt (itsbat al-qadha wal qadar lillahi ta'ala). Keempat maksud al-Qur'an ini, semuanya tercakup oleh surat al-Fatihah.
Aspek ketuhanan (ilahiyyat) tercakup dalam ayat:
ÉOó¡Î0 «!$# Ç`»uH÷q§9$# ÉOŠÏm§9$# ÇÊÈ ßôJysø9$# ¬! Å_Uu šúüÏJn=»yèø9$# ÇËÈ Ç`»uH÷q§9$# ÉOŠÏm§9$# ÇÌÈ
Artinya: "Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.  Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang"
Aspek hari akhir atau alam ghaib (al-Ma'ad) tercakup dalam ayat:
Å7Î=»tB ÏQöqtƒ ÉúïÏe$!$# ÇÍÈ

No comments:

Post a Comment