Seorang teroris tiba-tiba berniat untuk menyerahakan diri ke Densus 88. Dengan niat yang tulus, ia datang ke markas besar Densus 88. Di gerbang masuk ia menemui penjaga.
“Permisi pak, saya seorang teroris dan saya berniat menyerahkan diri. Siapa yang harus saya temui?”
“Lantai 2, ruang 212” Jawab si penjaga.
Kemudian ia masuk dan menuju lift, di pintu lift tertulis “MAAF LIFT SEDANG RUSAK, MOHON LEWAT TANGGA DARURAT”. Kemudian ia berjalan dan mulai naik tangga.
Sang terorispun tiba di ruang 212.
“Saya seorang teroris dan saya berniat menyerahkan diri” kata teroris.
“Apa bidang Anda? Perampokan, Pengeboman, Penyerangan atau Ideologi?”
“ Pengeboman.” Jawab sang teroris.
“Lantai 6, ruang 666”
Sang teroris kini tiba di ruang 666
“Saya seorang teroris dengan spesialisasi pengeboman dan saya berniat menyerahkan diri” kata teroris.
“ Pengeboman apa? Gedung milik Pemerintah, Kedubes, Tempat Umum atau Alat Transportasi?”
“Alat Transportasi.” Jawab sang teroris.
“Lantai 7, ruang 747”
Teroris kita tiba di ruang 747
“Saya seorang teroris dengan spesialisasi pengeboman alat transportasi dan saya berniat menyerahkan diri” kata teroris.
“Alat transportasi jenis apa? Darat, Laut, Udara?”
“Darat.” Jawab sang teroris.
“Lantai 9, ruang 911”
Seraya terengah-engah, sang teroris tiba di ruang 911.
“Saya seorang teroris dengan spesialisasi pengeboman alat transportasi darat dan saya berniat menyerahkan diri” kata teroris.
“Dengar, sobat. Bukankah sekarang sudah pukul 5 sore. Acara pemeriksaan sudah selesai. Datanglah besok……”
0 comments:
Post a Comment