Home » » Jangan mengkonsumsi Jus Apel

Jangan mengkonsumsi Jus Apel

Written By Ariearmend on Tuesday, April 3, 2012 | 1:10 AM


Mengonsumsi air putih sebanyak-banyaknya justru akan membebani ginjal. Begitu juga ketika Anda meminum jus buah tertentu.
Manusia memiliki sepasang ginjal yang berfungsi membersihkan racun serta mengeluarkan kotoran dari darah. Fungsi lainnya adalah untuk mempertahankan volume dan komposisi cairan tubuh, serta mengeluarkan hormon yang membantu produksi sel darah merah.Melihat fungsinya yang sangat vital, maka pemeliharaan organ yang termasuk pada sistem saluran kemih manusia ini sangatlah penting. Sebab ketika fungsi ginjal mengalami penurunan, ginjal akan kesulitan menyaring racun dan cairan sehingga sampah dan cairan berlebih tetap terakumulasi dalam tubuh.

Tiga Liter Sehari
Sebuah studi menunjukkan bahwa mereka yang mengonsumsi sedikit air memiliki risiko yang lebih tinggi untuk menderita batu ginjal. Pasalnya di dalam ginjal, sampah metabolisme dan cairan berlebih diproses menjadi urine yang mengalir melalui kandung kemih. Ketika ginjal menyaring darah dan mengeluarkan sisa metabolisme, air kemudian mengeliminasi sisa metabolisme tersebut.
Maka dapat disimpulkan, kunci dari memelihara kesehatan ginjal adalah pada pola hidrasi. “Hidrasi yang baik itu sangat membantu untuk mencegah penyakit-penyakit ginjal seperti batu ginjal dan infeksi ginjal,” ujar Dr. dr. Parlindungan Siregar, SpPD-KGH , Staf Bagian Ginjal dan Hipertensi Departemen Penyakit Dalam FKUI dan RSCM Jakarta, pada peringatan Hari Ginjal Sedunia yang diadakan di Hotel Akmani, Jakarta, Selasa (6/3) lalu.


Oleh sebab itu, penting untuk mengonsumsi air sesuai dengan kebutuhan demi memelihara kesehatan ginjal. Parlindungan menambahkan, orang dewasa dalam kondisi sehat harus mengonsumsi dua hingga tiga liter air setiap hari. “Agar aman dan mencegah penyakit ginjal, maka urine kita per hari sebaiknya sebanyak dua liter. Untuk mendapatkannya kita harus mengasup air sebanyak dua hingga tiga liter pada orang sehat,” tukasnya.
Mengapa jumlah tersebut hanya disarankan pada orang dewasa yang sehat? Pasalnya, kebutuhan seseorang akan air berbeda-beda tergantung kondisinya. Sebut saja pasien penyakit ginjal kronis stadium tinggi, ia justru jangan terlalu banyak minum karena akan menyebabkan pembengkakan. Pentingnya mengonsumsi air dengan jumlah yang tepat pun diamini oleh Dr.dr.Saptawati Bardosono, MSc,  dari Departemen Ilmu Gizi FKUI. “Anggapan harus mengonsumsi air putih sebanyak-banyaknya itu persepsi yang salah. Mengonsumsi air putih lebih dari yang diperlukan malah akan membebani ginjal. Ginjal harus terus bekerja menyaring air tadi," tukasnya.
Bukan Sembarang Air
Air dalam tubuh mengalami proses penyerapan, penyaluran, dan pembaharuan. Pembaharuan air sendiri bergantung pada jumlah asupan air yang diserap oleh tubuh. “Semakin banyak air yang diminum, semakin cepat kadar air tubuh diperbaharui. Penelitian yang dilakukan Francois Peronnet menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi dua liter air per hari, maka air akan berada di tubuh sampai sekitar lima puluh hari,” urai Parlindungan. Air akan keluar melalui urine, keringat, uap pernafasan, dan tinja setelah sepuluh hari dikonsumsi. Sedangkan tetes terakhir air yang diminum baru akan keluar lima puluh hari kemudian.
Melihat durasi panjang air berada di dalam tubuh, penting untuk memastikan air yang kita konsumsi sudah berkualitas baik. Secara umum, menurut Parlindungan, syarat air putih yang layak minum adalah harus jernih, tidak berasa, tidak berbau, kandungan kuman rendah, serta kandungan mineral seperti kalsium dan magnesium rendah.
Pentingnya memerhatikan faktor-faktor tersebut dalam memilih air minum ternyata harus diperhatikan, contohnya ketika kita memilih sumber air minum untuk dikonsumsi sehari-hari. “Jadi sebenarnya mau air sumur pompa atau air yang dimasak juga tidak masalah asalkan memenuhi syarat tersebut,” tambahnya.
Lain halnya untuk jenis minuman yang memiliki rasa tertentu seperti jus buah. Parlindungan memaparkan beberapa hasil studi yang meneliti kandungan-kandungan dalam minuman tersebut.Misalnya saja pengonsumsian 240 ml teh dan kopi per hari yang ternyata dapat menurunkan risiko pembentukan batu, serta jus jeruk yang ternyata cocok untuk pencegahan kalsium oksalat, asam urat, dan batu sistin.
“Sementara risiko pembentukan dapat meningkat dengan mengonsumsi jus apel,” tukas Parlindungan. Maka secara ringkas dapat disimpulkan bahwa risiko batu dapat meningkat 35 persen bila dalam sehari mengonsumsi 240 ml jus apel dan meningkat 37 persen pada jus jeruk bali. Hasil penelitian tersebut juga menyebutkan kuatnya hubungan antara pengonsumsian minuman ringan seperti kola yang diasamkan menggunakan asam fosfat, dengan kambuhnya kencing batu.Dengan demikian, jelas bahwa tidak semua air dapat bermanfaat bagi tubuh. Memastikan air yang dikonsumsi Anda dan keluarga memiliki kondisi yang baik sangat penting untuk memelihara kesehatan, terutama ginjal.
Rutin Cek Urine
Pada praktiknya, frekuensi penderita Penyakit Ginjal Kronis (Chronic Kidney Disease ) terus meningkat setiap tahun. “Studi populasi yang dilakukan di Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, dan Bali menunjukkan bahwa prevalensi penyakit ginjal kronis mencapai sekitar 8,6 persen dari total penduduk Indonesia,” ujar Ketua PERNEFRI, dr. Dharmeizar, Sp.PD-KGH .
Penyakit ini ditandai dengan menurunnya fungsi ginjal perlahan-lahan dan kondisi pasien yang menderita penyakit ginjal kronis akan sulit untuk kembali normal.Penyakit ginjal kronis stadium berat serta gagal ginjal biasanya disebabkan oleh penyakit ginjal diabetes, peradangan yang menyebabkan menurunnya Laju Filtrasi Glomerulus , hipertensi, pielonefritis  (infeksi akut pada pelvis renalis, tubula, dan jaringan interstisiel), dan peningkatan asam urat dalam urine.
Penyebab meningkatnya pasien ginjal kronis adalah karena gejala klinis pada gangguan ginjal stadium ringan dan sedang cenderung tak tampak. Sehingga pasien baru menyadarinya ketika masuk stadium berat. Padahal ketika terkena gangguan ginjal stadium berat apalagi gagal ginjal, kondisi ginjal pun akan sangat sulit dipulihkan. Ketika ginjal sudah tak dapat berfungsi, yang dibutuhkan adalah terapi pengganti ginjal seperti Hemodialisis (biasa disebut dengan cuci darah), Paritoneal  Dialisis, dan Transplantasi Ginjal.
“Dari ketiganya, yang terbaik itu transplantasi. Dengan tranplantasi ginjal, ginjal akan berfungsi seperti sediakala. Bahkan pasien dapat memiliki keturunan. Semetara jika memilih hemodialisis, kualitas sperma atau ovum akan terganggu," kata Dharmeizar.
Oleh karena itulah, pencegahan sangat penting dilakukan untuk menghindari Penyakit Ginjal Kronis. Salah satunya dengan memeriksa urine sebab faktor risiko batu di dalam ginjal, misalnya, dapat dilihat dari kondisi urine seseorang. “Urine itu jendelanya ginjal. Mereka yang berisiko menderita penurunan fungsi ginjal, dapat memeriksakan urinenya untuk deteksi awal,” tambahnya.
Mengingat gejala gangguan pada ginjal tidak langsung tampak di stadium awal, penting untuk melakukan deteksi dini. Salah satunya melakukan pemeriksaan laboratorium yang sebaiknya dilakukan secara berkala. Cakupannya adalah pemeriksaan urine lengkap, ureum  dan kreatinin, gula darah, kolesterol, LDL-kolesterol, dan trigliserid. Bila ditemukan hasil di mana urine terlalu pekat, mengandung terlalu banyak kalsium, dan memiliki PH rendah, kemungkinan ini adalah faktor yang dapat menjadi penyebab batu ginjal (uric acid ).
Share this article :

0 comments:

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Arie Armend | dMEAD Campur
Copyright © 2011. everything and anything - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Arie Armend
Proudly powered by Premium Blogger Template