Setiap orang memang harus memperhatikan kebersihan area vital seperti daerah kelamin. Namun khusus untuk pria yang tidak sunat, daerah kelamin harus mendapat perhatian ekstra dibandingkan pria yang sudah disunat. Mengapa?
Pada tubuh manusia, ada tiga daerah yang memiliki lapisan kulit lebih tipis dibandingkan lainnya, yaitu kulit wajah, belakang telinga dan daerah lipatan termasuk daerah kelamin.
"Untuk bagian-bagian dengan kulit lebih tipis, sebaiknya jangan menggunakan produk-produk dengan bahan kimia, juga antiseptik," jelas dr Hanny Nilasari, SpKK, spesialis kulit dan kelamin dari Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin FKUI-RSCM, dalam acara konferensi pers Peluncuran CARE Plus Antiseptik Spray Multiguna Pertama di Indonesia, di fCone, fX Lifestyle='color:black; text-align:justify;' X'nter, Jakarta.
Menurut dr Hanny, untuk membersihkan daerah kelamin cukup dibasuh saja dengan air, tapi kalau sehabis berhubungan seks boleh pakai sabun. Namun tidak disarankan untuk sering-sering menggunakan sabun atau bahan kimia lainnya.
Daerah kelamin, khususnya vagina, tetap membutuhkan flora alami yang berfungsi baik untuk tubuh. Bila terlalu sering menggunakan bahan kimia maka flora alami tersebut bisa ikut mati dan dapat berefek buruk bagi kesehatan kelamin.
"Boleh pakai sabun kalau sehabis berhubungan seksual, untuk pria juga begitu. Kecuali untuk pria yang tidak disunat, harus lebih sering-sering membersihkan kelaminnya, paling tidak sehari sekali dibasuh pakai sabun. Karena kulup penis yang tidak disunat bisa jadi sarang kuman ," lanjut dr Hanny.
Tak hanya lebih bersih, sunat juga memiliki manfaat lain yaitu untuk mengurangi risiko HIV. Organisasi kesehatan dunia (WHO) telah merekomendasikan sunat sebagai salah satu cara untuk menekan risiko HIV pada laki-laki.
Sunat diperkirakan mengurangi transmisi heteroseksual terhadap HIV dan penyakit seksual lainnya termasuk HPV yang dapat menyebabkan kutil kelamin melalui beberapa mekanisme.
0 comments:
Post a Comment