"Empty Sacks will never stand upright"---George Eliot
Pendidikan anak seutuhnya tentu saja bukan hanya mengasah kognitif melalui
kecakapan akademik semata! Sebuah pendidikan yang utuh akan membangun secara bersamaan, pikiran, hati, pisik, dan jiwa yang dimiliki anak didiknya.
Membelajarkan secara serempak pikiran, hati. dan pisik anak akan menumbuhkan semangat belajar sepanjang hidup mereka. Di sinilah dibutuhkannya peranan guru sebagai pendidik akadcmik dan pendidik sanubari "karakter". Dimana mereka mendidik anak menjadi "good and smart "-terang hati dan pikiran
Leonardo da Vinci seorang pelukis besar telah menghabiskan waktunya ber jam-jam untuk belajar anatomi tubuh manusia.
Thomas Edison mengatakan bahwa "genius is 1 percent inspiration and 99 percent perspiration ". Semangat belajar ---"encourage' - Tidak dapat muncul tiba-tiba di diri anak. Perlu proses yang melibatkan hati---kesukaan dan kecintaan---belajar. Sementara di sekolah banyak anak patah hati karena gurunya yang tidak mencintai mereka sebagai anak.
Selanjutnya misi sekolah lainnya yang paling fundamental adalah mengalirkan
"moral litermy" melalui pendidikan karakter. Kita harus ingat bahwa kecerdasan
saja tidak cukup. Kecerdasan plus karaktcr inilah tujuan sejati sebuah pendidikan (Martin Luther King, Jr). lnilah keharmonisan dari pendidikan,
bagaimana menyeimbangkan fungsi otak kiri dan kanan, antara kecerdasan hati dan pikiran, antara pengetahuan yang berguna dengan perbuatan yang baik ....
0 comments:
Post a Comment