Cabai adalah tumbuhan anggota genus capsicum. Jenis cabai yang banyak digunakan ke dalam masakan adalah cabai rawit, cabai merah yang besar dan panjang, cabai hijau dan cabai keriting. Untuk makanan atau masakan pedas, kebanyakan memilih cabai rawit dan cabai keriting karena kadar airnya lebih sedikit sehingga zat pedasnya per 100 gr lebih banyak dari cabai jenis lain. Cara menggunakan cabai dengan cara mencampur ke dalam masakan agar bisa melezatkan makanan dan menambah nafsu makan.
Cabai juga banyak dijadikan produk olahan dengan tujuan memperpanjang daya awet, kepraktisan, keragaman, dan menambah kegunaan. Berbagai produk olahan dari cabai bisa berbentuk saus cabai, sambal cabai, dan cabai bubuk. Saus cabai adalah cabai olahan kemasan, produk ini banyak dikonsumsikan masyarakat modern yang hidup di perkotaan, meskipun banyak juga yang mengonsumsi di pedesaan. Selain saus cabai kerap juga digunakan tomat sebagai bahan dasar membuat saus yang disebut saus tomat. Defenisi Saus Cabai menurut Standar Nasional Indonesia (SNJ-01-2891-1992), adalah saus yang diperoleh dari pengolahan bahan utama cabai (Capsicum sp) yang telah matang dan bermutu baik, dengan atau tanpa penambahan bahan makanan lain, serta digunakan sebagai penyedap makanan.
Ada berbagai rasa, aroma, tekstur, serta warna saus cabai di perdagangkan di pasar. Saus cabai sering juga disebut sebagai sambal cabai, sambal saus, atau sambal botolan selain sebutan lainnya seperti saus cabai pedas, ekstra pedas, atau super pedas. Pada banyak restoran cepat saji yang menyajikan menu utama ayam goreng, burger, spageti atau pizza senantiasa dijumpai saus cabai. Demikian pula pada warung-warung kaki lima yang menyediakan mi instan bakso, mie kering, gado-gado, siomay pasti menyediakan saus sambal penambah rasa nikmat.
Zat yang menyebabkan cabai terasa pedas adalah kapsaisin yang tersimpan dalam urat putih cabai, tempat biji cabai melekat. Kapsaisin cabai bersifat stomakik, dan mampu merangsang produksi hormon endorphin yang membangkitkan sensasi kenikmatan. Zat kapsaisin yang menimbulkan rasa pedas menghalangi aktivitas otak untuk menerima sinyal rasa sakit, bila kepala pusing ketika mengonsumsi masakan yang mengandung cabai pedas. Untuk mengurangi rasa pedas cabai, biasanya dibuang bijinya dan urat putihnya.
Kandungan Gizi
Cabai mengandung vitamin C sangat tinggi, melebihi kandungan vitamin C pada jeruk. Selain vitamin C 18,00mg, cabai juga mengandung Vitamin A 71,00RE, Vit B10.05mg, energi 31,00 kal, protein 7100 g, lemak 0,30 g, karbohidrat 7,30 g, kalsium 29,00 mg, fosfor 24,00 mg, serat 0,30 g, besi 0,50 mg, dan niacin 0,20 mg. Sementara khasiat cabai berguna untuk pengobatan masuk angin, pengobatan sinusitis, pengobatan bronchitis, pengobatan asma dan pembersih paru. Buah cabai juga bisa mengatasi sejumlah penyakit, seperti impotensi, stroke, dan serangan jantung koroner.
Pada cabai rawit berwarna merah dan cabai hijau memiliki kandungan vitamin C tinggi dan betakaroten mengungguli buah-buah yang sering dikonsumsi masyarakat seperti pepaya, mangga, nanas dan semangka. Sementara kandungan kalsium dan fosfor pada cabai rawit dan cabai hijau mengalahkan kandungan mineral pada ikan segar.
Kandungan zat kapsaisin didalam cabai dapat juga menjadi obat sinusitis karena senyawa ini dapat mengencerkan lendir sehingga melonggarkan penyumbatan pada tenggorokan dan hidung. Bagi pengonsumsi cabai jarang menderita penyumbatan pembuluh darah (aterosklerosis) karena zat kapsaisin dalam cabai bersifat antikoagulan dengan cara menjaga darah supaya tetap encer dan mencegah terbentuknya kerak lemak pada pembuluh darah. Penyumbatan pembuluh darah dapat menyebabkan serangan jantung, serangan stroke hingga impotensi pada pria.
Menurut dr Prapti Utami, seorang konsultan herbal dan pengelola tanaman obat keluarga EVERGREEN, Bintaro Jaya, Tangerang, Cabai Jawa (piper retrofractum) dapat menjadi penyembuh penyakit karena mengandung unsur kimia yang berkhasiat menghilangkan nyeri (analgesik), peluruh keringat (diaforetik), dan peluruh kentut (karminatif, stimulan, dan afrodisiak). Akar cabai Jawa pedas dan hangat rasanya, berkhasiat sebagai tonik, diuretik, stomakik, dan peluruh haid (emenagog). Bagian buahnya mengandung zat pedas piperine, chavicine, palmetic acids, tetrahydropiperic acids, 1 undecylenyl-3, 4-methylenedioxy benzene, piperidin, minyak asiri, N-isobutyldeka-trans-2-trans-4-dienamide, dan sesamin. Piperine mempunyai daya antipiretik, analgesik, antiinflamasi, dan menekan susunan saraf pusat. Sementara bagian akar mengandung pepirine, piplartine, dan piperlonguminine. Cabai Jawa adalah salah satu bahan racikan dalam cabai puyang yang banyak dijual penjual jamu gendong. Cabai puyang biasanya banyak dikonsumsi ibu yang baru melahirkan karena dapat menghilangkan kelelahan sehingga badan terasa segar (Okezone.com).
Cabai Jawa juga dapat mengatasi berbagai penyakit seperti kejang perut, muntah-muntah, perut kembung, mulas, disentri, diare, sukar buang air besar pada penderita penyakit hati, sakit kepala, sakit gigi, batuk, demam, hidung berlendir, lemah syahwat, sukar melahirkan, neurastenia, dan tekanan darah rendah. Akarnya dapat mengatasi kembung, pencernaan terganggu, tidak dapat hamil karena rahim dingin, membersihkan rahim setelah melahirkan, badan terasa lemah, stroke, rematik, dan nyeri pinggang. Cara menggunakannya dengan cara merebus sebanyak 2,5-5 gr kemudian diminum.
Cabai Jawa juga dapat digunakan mengobati sakit gigi dengan cara menghirup bubuk cabai atau memasukkan ke dalam gigi berlubang. Sebelum cabai menjadi bubuk, terlebih dahulu buah cabai dijemur hingga kering. Bubuk cabai juga bisa digunakan untuk rematik dan parem setelah melahirkan. Pengobatan dengan daun cabai Jawa pada sakit gigi bisa juga dengan cara meminum dengan terlebih dahulu menumbuk daun cabai Jawa segar sebanyak 3 lembar, dicuci lalu ditumbuk. Kemudian seduh dengan segelas air panas. Selagi hangat disaring dan airnya dipakai untuk berkumur. Bisa juga mengunyah akar lekat, tapi mesti dibuang setelah dikunyah.
Sementara daun cabai dapat mengobati radang mulut, kejang perut dan membersihkan rahim para ibu. Cara mengatasi kejang perut dengan daun cabai adalah dengan menumbuk daun cabai lalu diseduh dengan segelas air panas, disaring kemudian diminum. Akar kering cabai juga dapat membersihkan rahim selain sebagai obat kuat bagi para suami dengan cara menggiling hingga halus akar cabai sebanyak 3 gr lalu diseduh dengan air panas kemudian diminum.
Berbeda dengan cabai yang sudah diolah menjadi saus cabai dalam kemasan karena sudah dicampur dengan bahan lainnya seperti tepung, gula, garam, bawang putih, air dan cuka. Produsen saus cabai kemasan juga biasanya melakukan fortifikasi yaitu penambahan zat-zat gizi tertentu yang biasanya mengandung zat vitamin dan mineral. Fortifikasi dengan menambah beberapa zat gizi yang penting bagi kesehatan adalah mineral iodium, vitamin A dan zat besi. Mineral iodium berguna untuk mencegah penyakit gondok, vitamin A dapat mencegah gangguan penyakit kebutaan dan zat besi bisa mencegah anemia gizi. Untuk melihat kandungan gizi dalam kemasan saus cabai dengan cara melihat pada label kemasannya.
Dari segi kesehatan, kelemahan dari saus cabai kemasan adalah kemungkinan penggunaan bahan-bahan pengawet dan zat pewarna dalam proses pembuatannya. Motif penggunaan biasanya terkait dengan tendensi persaingan bisnis saus cabai kemasan. Bisnis saus cabai kemasan sekarang ini sangat beragam dari segi harga, komposisi bahan, cita rasa maupun kemasannya.
Melambungnya harga cabai berpotensi mempengaruhi harga jual saus cabai kemasan yang kerap menjadi teman setia masyarakat Indonesia di meja makan. Dengan pertimbangan nilai gizi dan manfaatnya bagi kesehatan sebagaimana disebutkan diatas, maka sepantasnya pemerintah melakukan tindakan intervensi pasar komoditas cabai agar penduduk Indonesia tidak berpotensi kekurangan gizi dari buah cabai. ( Dimuat Harian Fajar, Makassar, Rabu, 12 Januari 2011).
0 comments:
Post a Comment